Minimnya PAD di Sektor Pajak Rumah Makan dan Restoran, SDM Kurang faham Tapping Box

BANGKALAN, KOREK.ID – Hari ini Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) mengundang para pemilik rumah makan dan restoran untuk menghadiri acara “Sosialisasi tentang optimalisasi PAD bagi pengusaha rumah makan/restoran.” Sosialisasi ini di selenggarakan karena Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bangkalan dari sektor rumah makan dan restoran masih terbilang minim.

Pencapaian pajak tersebut masih sekitar 41 persen dari target Rp 5 Millar tahun ini. Pj Bupati Bangkalan, Arief Mulya Edie mengatakan “Pajak rumah makan masih sekitar 50 persen dari target 100 persen dalam setahun, yang diharapkan oleh pemerintah harus ada perubahan dari stakeholder terkait,” ungkapnya.

Bacaan Lainnya

”Pajak ini murni tidak akan membebani pelaku usaha melainkan meminta untuk melakukan pemungutan terhadap pelanggan yang hasil nya akan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, baik untuk pembangunan dan yang lainnya,” imbuh Arief.

Arief beserta pihak terkait akan menindak tegas jika ada restoran yang tidak membayar pajak. “Kami akan memberikan tindakan tegas apabila terdapat rumah makan maupun restoran tidak memberlakukan pajak, maka akan kami pasang tanda yang bertuliskan bahwa restoran ini tidak membayar pajak tidak mematuhi peraturan,” tuturnya.

Sementara itu kepala bidang Retribusi II Bapenda Bangkalan, Ubaidillah mengatakan Bapenda sudah bekerja maksimal dalam upaya mencapai target yang sudah ditetapkan.

“Kita sudah maksimal menagih pajak itu, dan semua yang sudah terpasang tapping box sudah berjalan lancar,” Jum’at (06/10/23).

Dia menjelaskan, minimnya capaian realisasi pajak sektor rumah makan dan restoran itu karena adanya perubahan target, dari yang semula Rp 2,49 miliar menjadi Rp 5 miliar.

“Kemarin ada penaikan target dari Banggar, seandainya tidak ada penaikan, target mungkin sudah terpenuhi,” katanya.

Selain itu, pria yang akrab disapa Ubed itu juga mengatakan, alasan lain dari minimnya capaian realisasi pajak rumah makan dan restoran itu karena Sumberdaya Manusia (SDM) di rumah makan atau restoran masih belum sepenuhnya memahami tentang tapping box, sehingga masih butuh sosialisasi yang lebih intens.

“Dan kebanyakan di Bangkalan banyak rumah makan atau restoran yang manual, hanya lima yang menggunakan komputer, sementara tapping box itu adalah sistem yang terkoneksi ke komputer,” ucapnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *